⋘⊱╬†―۩― Chatter's Gelandangan Blog's ―۩―†╬⊰⋙
go to my homepage
Enter Here

Jumat, 07 Januari 2011

Jika Mampu, Berhajilah Selagi Muda

BERHAJILAH selagi muda, jika sehat dan ada rezeki. Itu sebuah himbauan atau ajakan untuk siapa saja. Namun untuk melakukan ibadah haji diperlukan mental dan fisik yang kuat untuk menghadapi ujian kesabaran yang luar biasa. Maklum, jutaan orang  berkumpul di satu lokasi untuk kepentingan yang sama, sehingga harus ikhlas berbagi.
Kuat fisik, mengingat selama menjalani upacara “napak tilas” perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW,  banyak menguras tenaga. Hanya karena semangat untuk melakukan ibadah yang terbaik, maka yang ada hanya sabar, ikhlas dan gembira, semata mencari ridha-Nya.
Sebagai gambaran singkat, jamaah yang akan berangkat biasanya masuk asrama haji untuk pengecekan segala sesuatunya yang perlu waktu sekitar 24 jam. Masuk asrama harus sudah mandiri, pengantar tak boleh ikut masuk membantu membawakan barang.
Lama penerbangan dari Indonesia ke Jeddah ( Bandara King Abdul Aziz ) sekitar 10-12 jam, jika lancar. Di Arab Saudi, begitu datang di bandara, harus menjalani pemeriksaan adminstrasi paling tidak 4 jam. Kemudian menunggu bis akan membawa jamaah, apakah ke Madinah atau ke Makkah, perlu waktu beberapa jam, plus lama perjalanan. Dari bandara King Abdul Aziz ke Makkah sekitar 1-2 jam, ke Madinah  naik bis sekitar 7-8 jam.
Untuk masuk pondokan atau hotel, karena jumlah jamaah yang ribuan orang, pengurusannya tidak sebentar. Jarak antara hotel atau pemondokan ke Masjidil Haram sangat tergantung pada “keberuntungan” seseorang. Seberapa pun dekat atau jauh, jika ingin selalu salat di Masjidil Haram, maka fisik harus kuat. Pilihannya berjalan kaki atau naik bis.
Selanjutnya, ritual pelaksanaan haji, datang di Makkah sudah mengenakan baju ihram melakukan tawaf qudum (kulonuwun). Berdesakan dengan ribuan jamaah lain mengelilingi ka’bah 7 kali, dengan jarak 5 m dari ka’bah sama dengan berjalan 800 m.
Setelah mengelilingi ka’bah, dilanjutkan dengan sai, yaitu berlari-lari kecil dari Bukit Marwah ke Sofa jarak 405 m sebanyak 7 kali, total 2835 m. Pada saatnya ibadah haji yaitu 9 Dzulhijah, mulai tgl 8 sehabis dzuhur jamaah meninggalkan Makkah untuk wukuf di Arafah yang jaraknya 25 km. Jarak yang tak terlalu jauh harus ditempuh menjadi berjam-jam karena macet.
Sesampainya di Arafah, jamaah tinggal di tenda. Walaupun pemerintah Arab Saudi sudah memberikan layanan yang selalu disempurnakan, namun  udara panas terbuka dengan kerumunan jutaan orang mengharuskan ketahanan fisik prima. Jika tidak, sakit flu atau batuk paling gampang  menyerang. Menghindari dua jenis penyakit itu, resepnya selalu mengenakan masker dan menghindari tidak makan buah anggur yang cukup murah dan banyak tersedia di sana. Kecuali kalau yakin buah anggur saat ditelan benar-benar bersih dari debu.
Wukuf adalah berhenti di Arafah dari subuh sampai ashar, sebelum mabit atau menginap di Mina. Di Arafah, jamaah berzikir atau mendengarkan ceramah agama. Setelah salat ashar, jamaah berkemas menuju Mudzalifah mencari batu untuk upacara lempar jumroh di Mina. Upacara ini dilakukan setelah jam 24.00.
Jarak Arafah-Mina yang 11 km harus ditempuh berjam-jam, lagi-lagi karena jalanan macet. Setelah lempar jumroh pertama, jamaah bisa kembali ke Makkah kemudian kembali melempar lagi tiga jumroh (Ulam wasta dan aqaba) di hari berikutnya. Kemudian jamaah kembali ke Makkah untuk melakukan tawaf wada (perpisahan).
Pelaksanaan ibadah haji memang tidak ringan. Karenanya selagi fisik masih kuat, kalau mampu melakukannya, kenapa tidak?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Nd0n