⋘⊱╬†―۩― Chatter's Gelandangan Blog's ―۩―†╬⊰⋙
go to my homepage
Enter Here

Rabu, 03 November 2010

Diet Sukses Setelah Tes DNA

Diet Sukses Setelah Tes DNA

ellena
<p>Your browser does not support iframes.</p>


img
foto: Thinkstock
Jakarta, Makanan tertentu bisa memberikan manfaat bagi sebagian orang tetapi kadang malah berbahaya bagi yang lain. Karena ada perbedaan kebutuhan nutrisi yang dipengaruhi oleh faktor genetik, idealnya setiap manusia pernah melakukan tes DNA.

Pengaruh genetik terhadap manfaat nutrisi bagi kesehatan individu atau kelompok individu dipelajari dalam sebuah ilmu bernama nutrigenomika. Pengembangan dari ilmu ini adalah diet khusus bernama personalized nutrition, yakni memilih makanan berdasarkan kekhasan genetik seseorang.

DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia.

Dalam sudut pandang nutrigenomika, setiap makanan dan kandungan nutrisinya memberikan manfaat yang berbeda pada setiap individu. Meski sebagian orang bisa mendapatkan manfaat dari suatu makanan, sebagian lain yang secara genetik berbeda bisa mendapatkan reaksi sebaliknya misalnya alergi.

Karena relatif masih baru, ilmu ini belum banyak dikembangkan khususnya di Indonesia. Prosedur tes DNA masih mahal sehingga tidak mungkin semua orang melakukannya hanya untuk mengetahui makanan apa yang sesuai untuk dikonsumsi.

"Teknologi untuk tes DNA masih terbatas sehingga harganya mahal. Namun jika bisa dilakukan, hal itu sebenarnya sangat bermanfaat," ungkap Dr Diana Elizabeth Waturangi, MSi, dekan Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya Jakarta dalam jumpa pers '1st Indonesian International Nutrigenomics Conference' di restoran Kembang Goela, Jakarta, Senin (1/11/2010).

Salah satu manfaatnya bisa dirasakan ketika menghadapi klaim produk-produk kesehatan yang seringkali tidak rasional. Diana mencontohkan teh hijau (green tea), yang banyak diklaim bermanfaat untuk mencegah kanker, penuaan dini dan berbagai kondisi lainnya.

"Padahal bagi sebagian orang, green tea juga bisa menyebabkan alergi. Begitu pula dengan efek ramuan-ramuan tradisional, bagi suku tertentu sangat manjur tapi bagi yang lain belum tentu karena secara genetik memang berbeda," tambahnya.

Melalui acara '1st Indonesian International Nutrigenomics Conference' yang berlangsung di Unika Atma Jaya Jakarta pada 1-4 November 2010, Diana berharap perkembangan nutrigenomik semakin mendapat tempat di kalangan ilmuwan. Konferensi yang baru pertama kali digelar di Indonesia itu dihadiri oleh 120 peserta.

"Pesertanya dari kalangan dosen, mahasiswa, ilmuwan dan nutrisionis. Bukan hanya dari Indonesia, ada juga peserta dari wilayah Asia dan Timur Tengah," ungkap Diana yang pada hari ini berkesempatan membuka konferensi tersebut.





(ellena)

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Net Work

 

Template by Nd0n