⋘⊱╬†―۩― Chatter's Gelandangan Blog's ―۩―†╬⊰⋙
go to my homepage
Enter Here

Kamis, 28 Oktober 2010

Mbah Maridjan dan Kisah Para Dukun yang Numpang Tenar

Tak bisa dipungkiri meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2006 silam melambungkan nama Mbah Maridjan. Pria yang diangkat oleh Sultan Hamengkubuwono IX sebagai kuncen Gunung Merapi ini pun terus menjadi incaran media, terutama TV. Mungkin karena alasan inilah, banyak paranormal yang tiba-tiba datang ke kediaman Mbah Maridjan.

Saat detikcom meliput letusan Gunung Merapi pada Mei 2006 silam, sejak awal Merapi batuk-batuk hingga akhirnya memuntahkan lahar panas ke daerah Kaliadem, setidaknya ada belasan paranormal, atau mungkin saja orang-orang yang mengaku paranormal datang ke rumah Mbah Maridjan dengan alasan macam-macam.

"Saya datang ke sini karena bermimpi dan disuruh ke sini," kata seorang pria yang memakai jubah serta sorban serba hitam di kediaman Mbah Maridjan saat merapi mulai beraktivitas, 2006 silam.

Pria tersebuat tampak membawa sebuah bungkusan yang tak lain berupa sebuah pedang. Dalam kesempatan sore menjelang maghrib itu, di hadapan Mbah Maridjan pria tersebut mohon izin untuk membuka bungkusan itu.

Saat bungkusan itu dibuka dan digenggam olehnya, tiba-tiba dari luar terdengar suara halilintar yang sangat keras. Maklum, saat itu memang cuaca lagi mendung.

"Lihatlah, alam pun menyaksikan kekuatan pedang ini," kata pria tersebut bangga.

Tak lama setelah itu, dia pun pamit. Tapi sebelum pulang, dia tampak celingak-celinguk.

"Mana ya wartawan. Bisa mampir ke padepokan saya di Jakarta," kata pria itu sambil membagi-bagikan kartu nama.

Tak cuma pria berjubah ini saja yang datang ke Mbah Maridjan. Ada juga wanita berusia 40-an tahun yang mengaku jalan kaki dari Kediri, Jawa Timur, tanpa memakai alas kaki.

"Saya kesini memang diminta Mbah Maridjan lewat mimpi," ujarnya kala itu.

Seperti tamu-tamu sebelumnya, dia juga ikut nimbrung di ruang tamu Mbah Maridjan. Namun sesekali cerita-cerita tentang perjalanannya dari Kediri ke Gunung Merapi yang menurutnya dia lakukan cuma satu hari satu malam saja, meski jalan kaki.

"Saya cuma sehari saja," katanya sambil menunjukkan telapak kakinya yang sama sekali tidak lecet.

Namun, ada juga paranornal yang sudah terkenal sowan menemui Mbah Maridjan. Dia adalah Ki Joko Bodo. Dia berkunjung ke rumah Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakata, Kamis (18/5/2006). Rombongan Ki Joko Bodo tiba di kediaman Mbah Maridjan bersama dengannya, sejumlah artis ibukota, seperti Edies Adelia, Uni Sulistyowati, pelawak Rabies dan lain-lain.

Rombongan ini membawa sumbangan untuk masyarakat Kinahrejo, berupa 650 kg beras, 100 dus mie instan, dan 580 sarung. Setelah ngobrol, dua tokoh ini melakukan upacara ritual bersama. Dipimpin Mbah Maridjan dan Ki Joko Bodo, mereka membawa nasi tumpeng yang diarak ke depan masjid. Setelah itu, mereka melakukan ritual mengelilingi masjid 3 kali sambil membuang beras kuning dan kembang.

Selesai mengelilingi masjid 3 kali, mereka kemudian naik ke arah kuburan keluarga Mbah Maridjan. Di sana mereka berdoa sambil menabur bunga, dan kacang ijo sebagai simbol mengusir roh halus. Setelah selesai, turun lagi dan berdoa dan makan tumpeng bersama-sama.

Aksi ini mendapat perhatian warga. Sekitar 50 orang memadati halaman rumah Mbah Maridjan yang terletak sekitar 4 km dari arah puncak Merapi. Usai melakukan ritual, kepada wartawan Ki Joko Bodo mengaku telah mendapat wangsit untuk ritual ke Gunung Merapi.

"Ritual ini dilakukan untuk menyikapi kejadian yang terjadi belakangan ini. Kejadian ini merupakan simbol, tanda-tanda alam. Ada situasi ekonomi terpuruk, terjadinya konflik sosial, mandeknya hukum, yang membuat penguasa alam marah," kata Ki Joko Bodo.

Begitulah, Mbah Maridjan tak pernah menolak siapa pun yang ingin datang bertamu kepadanya. Meski kadang hanya untuk numpang tenar saja.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Net Work

 

Template by Nd0n